Ekologi adalah cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari
tentang hubungan makluk hidup dan lingkungannya. Bumi memiliki banyak sekali
jenis-jenis mahkluk hidup, mulai dari tumbuhan dan binatang yang sangat
kompleks hingga organisme yang sederhana seperti jamur, amuba dan bakteri.
Meskipun demikian semua mahkluk hidup tanpa kecuali, tidak bisa hidup
sendirian. Masing-masing tergantung pada mahkluk hidup yang lain ataupun benda
mati di sekelilinganya.
Mempelajari ekologi sangat penting, karena masa depan kita
sangat tergantung pada hubungan ekologi di seluruh dunia. Meskipun perubahan
terjadi di tempat lain di bumi ini, namun akibatnya akan kita rasakan pada
lingkungan di sekitar kita. Meskipun ekologi adalah cabang dari biologi, namun
seorang ahli ekologi harus menguasai ilmu lain seperti kimia, fisika, dan ilmu
komputer. Ekologi juga berhubungan dengan bidang ilmu-ilmu tertentu seperti
geologi, meteorologi, dan oseanografi, guna mempelajari lingkungan dan
hubungannya antara tanah, air, dan udara. Pendekatan dari berbagai ilmu
membantu ahli ekologi untuk memahami bagaimana lingkungan nonhidup mempengaruhi
mahkluk hidup. Hal ini juga bisa membantu untuk memperkirakan atau meramalkan
dampak dari masalah lingkungan seperti hujan asam atau efek rumah kaca.
B. Tingkatan organisasi alam
1 POPULASI
Populasi adalah sekelompok mahkluk hidup dengan spesies yang
sama, yang hidup di suatu wilayah yang sama dalam kurun waktu yang sama pula.
Misalnya semua rusa di Isle Royale membentuk suatu populasi, begitu juga dengan
pohon-pohon cemara. Ahli ekologi memastikan dan menganalisa jumlah dan
pertumbuhan dari populasi serta hubungan antara masing-masing spesies dan
kondisi-kondisi lingkungan.
-Faktor yang menentukan populasi
Jumlah dari suatu populasi tergantung pada pengaruh dua
kekuatan dasar. Pertama adalah jumlah yang sesuai bagi populasi untuk hidup
dengan kondisi yang ideal. Kedua adalah gabungan berbagai efek kondisi faktor
lingkungan yang kurang ideal yang membatasi pertumbuhan. Faktor-faktor yang
membatasi diantaranya ketersediaan jumlah makanan yang rendah, pemangsa,
persaingan dengan mahkluk hidup sesama spesies atau spesies lainnya, iklim dan
penyakit.
Jumlah terbesar dari populasi tertentu yang dapat didukung
oleh lingkungan tertentu disebut dengan kapasitas beban lingkungan untuk
spesies tersebut. Populasi yang normal biasanya lebih kecil dari kapasitas
beban lingkungan bagi mereka disebabkan oleh efek cuaca yang buruk, musim
mengasuh bayi yang kurang bagus, perburuan oleh predator, dan faktor-faktor
lainnya.
-Faktor-faktor yang merubah populasi
Tingkat populasi dari spesies bisa banyak berubah sepanjang
waktu. Kadangkala perubahan ini disebabkan oleh peristiwa-peristiwa alam.
Misalnya perubahan curah hujan bisa menyebabkan beberapa populasi meningkat
sementara populasi lainnya terjadi penurunan. Atau munculnya penyakit-penyakit
baru secara tajam dapat menurunkan populasi suatu spesies tanaman atau hewan.
Sebagai contoh peralatan berat dan mobil menghasilkan gas asam yang dilepas ke
dalam atmosfer, yang bercampur dengan awan Dan turun ke bumi sebagai hujan
asam. Di beberapa wilayah yang menerima hujan asam dalam jumlah besar populasi
ikan menurun secara tajam.
2. KOMUNITAS
Sebuah komunitas adalah kumpulan populasi tumbuhan dan
tanaman yang hidup secara bersama di dalam suatu lingkungan. Serigala, rusa,
berang-berang, pohon cemara dan pohon birch adalah beberapa populasi yang
membentuk komunitas hutan di Isle Royale. Ahli ekologi mempelajari peranan
masing-masing spesies yang berbeda di dalam komunitas mereka. Mereka juga
mempelajari tipe komunitas lain dan bagaimana mereka berubah. Beberapa
komunitas seperti hutan yang terisolasi atau padang rumput dapat diidentifikasi
secara mudah, sementara yang lainnya sangat sulit untuk dipastikan.
Sebuah komunitas tumbuh-tumbuhan dan binatang yang mencakup
wilayah yang sangat luas disebut biome. Batas-batas biome yang berbeda pada
umumnya ditentukan oleh iklim. Biome yang utama termasuk diantaranya padang
pasir, hutan, tundra, dan beberapa tipe biome air.
Peran suatu spesies di dalam komunitasnya disebut peran
ekologi (niche). Sebuah peran ekologi terdiri dari cara-cara sebuah spesies
berinteraksi di dalam lingkungannya, termasuk diantaranya faktor-faktor
tertentu seperti apa yang dimakan atau apa yang digunakan untuk energi,
predator yang memangsa, jumlah panas, cahaya atau kelembaban udara yang
dibutuhkan, dan kondisi dimana dapat direproduksi.
Perubahan komunitas yang terjadi disebut suksesi ekologi.
Proses yang terjadi berupa urutan-urutan yang lambat, pada umumnya perubahannya
dapat diramalkan yakni dalam hal jumlah dan jenis mahkluk organisme yang ada di
suatu tempat . Perbedaan intensitas sinar matahari, perlindungan dari angin,
dan perubahan tanah dapat merubah jenis-jenis organisme yang hidup di suatu
wilayah.
Perubahan-perubahan ini dapat juga merubah populasi yang
membentuk komunitas. Selanjutnya karena jumlah dan jenis spesies berubah, maka
karakteristik fisik dan kimia dari wilayah mengalami perubahan lebih lanjut.
Wilayah tersebut bisa mencapai kondisi yang relatip stabil atau disebut
komunitas klimaks, yang bisa berakhir hingga ratusan bahkan ribuan tahun.
Para ahli ekologi membedakan dua tipe suksesi yakni primer
dan sekunder. Di dalam suksesi primer organisme mulai menempati wilayah baru yang
belum ada kehidupan seperti sebuah pulau baru yang terbentuk karena letusan
gunung berapi. Sebagai contoh anak krakatau yang terbentuk sejak 1928 dari
kondisi steril, kini telah dihuni oleh puluhan spesies.
Suksesi sekunder terjadi setelah komunitas yang ada menderita gangguan yang besar sebagai contoh sebuah komunitas klimaks (stabil) hancur karena terjadinya kebakaran hutan. Komunitas padang rumput dan bunga liar akan tumbuh pertama kali. Selanjutnya diikuti oleh tumbuhan semak-semak. Terakhir pohon-pohonan baru muncul kembali dan wilayah tersebut akan kembali menjadi hutan hingga gangguan muncul kembali. Dengan demikian kekuatan-kekuatan alam yang terakhir menyebabkan terjadinya komunitas klimaks (stabil). Sebagai tambahan para ahli ekologi memandang kebakaran dan gangguan alam besar lainnya sebagai hal yang dapat diterima dan tetap diharapkan.
3. EKOSISTEM
Sebuah ekosistem adalah level paling kompleks dari sebuah organisasi alam. Ekosistem terbentuk dari sebuah komunitas dan lingkungan abiotiknya seperti iklim, tanah, air, udara, nutrien dan energi. Ahli ekologi sistem adalah mereka yang mencoba menghubungkan bersama beberapa perbedaan aktifitas fisika dan biologi di dalam suatu lingkungan. Penelitian mereka seringkali terfokus pada aliran energi dan perputaran material-material yang ada di dalam sebuah ekosistem. Mereka biasanya menggunakan komputer yang canggih untuk membantu memahami data-data yang dikumpulkan dari penelitian di lapangan dan untuk memprediksi perkembangan yang akan terjadi.
Sebuah ekosistem adalah level paling kompleks dari sebuah organisasi alam. Ekosistem terbentuk dari sebuah komunitas dan lingkungan abiotiknya seperti iklim, tanah, air, udara, nutrien dan energi. Ahli ekologi sistem adalah mereka yang mencoba menghubungkan bersama beberapa perbedaan aktifitas fisika dan biologi di dalam suatu lingkungan. Penelitian mereka seringkali terfokus pada aliran energi dan perputaran material-material yang ada di dalam sebuah ekosistem. Mereka biasanya menggunakan komputer yang canggih untuk membantu memahami data-data yang dikumpulkan dari penelitian di lapangan dan untuk memprediksi perkembangan yang akan terjadi.
a. Aliran Energi
Para ahli ekologi mengkategorikan elemen-elemen yang
membentuk atau yang memberi efek pada sebuah ekosistem menjadi 6 bagian utama
berdasarkan para aliran energi dan nutrien yang mengalir pada sistem:
1. Matahari
2. Bahan-bahan anorganik
3. Produsen
4. Konsumen Pertama
5. Konsumen Kedua
4. Konsumen Pertama
5. Konsumen Kedua
6. Pengurai
Sebuah ekosistem yang sederhana dapat digambarkan seperti
berikut. Matahari menyediakan energi yang hampir dibutuhkan semua produsen
untuk membuat makanan. Produsen terdiri dari tanaman-tanaman hijau seperti
rumput dan pohon yang membuat makanan melalui proses fotosintesis. Tanaman juga
membutuhkan bahan-bahan abiotik seperti air dan pospor untuk tumbuh. Yang
termasuk konsumen pertama diantaranya tikus, kelinci, belalang dan binatang
pemakan tumbuhan lainnya. Ular, macan dan konsumen kedua lainnya atau yang
biasa disebut dengan predator adalah pemakan binatang. Pengurai seperti jamur
dan bakteri, menghancurkan tanaman dan binatang yang telah mati menjadi
nutrien-nutrien sederhana. Nutrien-nutrien tersebut kembali ke dalam tanah dan
digunakan kembali oleh tanaman-tanaman.
Tingkatan-tingkatan energi yang berkesinambungan yang
berlangsung dalam bentuk makanan ini disebut rantai makanan. Di dalam sebuah
rantai makanan yang sederhana rumput adalah produsen, konsumen pertama seperti
kelinci memakan rumput. Kelinci selanjutnya dimakan oleh konsumen kedua
misalnya ular atau macan. Bakteri pengurai menghancurkan sisa-sisa rumput yang
mati, kelinci, ular, dan macan yang tidak termakan, sama halnya seperti menghancurkan
kotoran binatang.
Sebagian besar ekosistem memiliki suatu variasi produsen,
konsumen dan pengurai yang membentuk sebuah rantai makanan yang saling tumpang
tindih yang dinamakan jaringan makanan. Jaringan-jaringan makanan terutama
sekali terdapat di ekosistem wilayah tropis dan ekosistem lautan.
Beberapa spesies makan banyak jenis makanan
tetapi ada juga yang membutuhkan makanan yang khusus. Konsumen pertama seperti
koala dan panda terutama makan satu jenis tanaman. Makanan utama koala adalah eucalyptus
dan makanan utama panda adalah bambu. Jika tanaman-tanaman ini mati maka kedua
binatang tersebut juga ikut mati.
Energi yang berpindah melalui sebuah ekosistem berada dalam
sebuah urutan transformasi. Pertama produsen merubah sinar matahari menjadi
energi kimia yang disimpan di dalam protoplasma (sel-sel tumbuhan) di dalam
tanaman. Selanjutnya konsumen pertama memakan tanaman, merubah energi menjadi
bentuk energi kimia yang berbeda yang disimpan di dalam sel-sel tubuh. Energi
ini berubah kembali ketika konsumen kedua makan konsumen pertama.
Di dalam ekosistem-ekosistem daratan piramida energi
tersebut menghasilkan sebuah piramida biomasa (berat). Ini berarti bahwa berat
total dari tanaman-tanaman adalah lebih besar dibandingkan dengan berat total
herbivora yang melampaui berat total karnivora. Tetapi di dalam lautan biomasa
(berat) tanaman-tanaman dan binatang-binatang adalah sama.
Ahli-ahli ekologi mengumpulkan informasi pada
sebuah piramida biomasa pada Isle Royale. Mereka meneliti hubungan piramida
diantara tanaman, rusa dan serigala. Dalam sebuah penelitian mereka menemukan
bahwa diperlukan tanaman seberat 346 kg untuk makanan rusa seberat 27 kg. Rusa
seberat inilah yang diperlukan untuk makanan serigala seberat 0,45 kg.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar